Menikmati Kopi Dan Dinginnya Malam Dikaki Gunung Slamet
Malam kemarau adalah malam terdingin di daerah pegunungan bahkan sekitar Pantai , dan hari-hari tersesak karena debu yang bertebaran dipinggir jalan desa. Selain di sisi pantai yang saya sebut sebagai tetangga Australia.dan kebanyakan tampat wisata yang ada dikabupaten Pemalang kebanyakan di daerah Pemalang Selatan. Saya menghabiskan masa kecil di Pemalang. Perubahan kontur wilayah ini membuat saya harus bisa secepat mungkin menyesuaikan diri dengan suhu yang sangat jauh berbeda kalau lagi travelling atau Touring kedaerah lain yang pasti kadang berbeda dengan kotaku .
Berawal ajakan teman teman dari Relawan tik Pemalang melalui wa saya yang mengajak kesuatu tempat Wisata daerah selatan sambil buat mencari konten buat materi bahan tulisan maupun foto buat Promo event besar yaitu Pesta Rakyat 2018 yaitu Hut Propinsi Jawa Tengah yang tahun ini bertempat Kabupaten Pemalang.
Sore sekitar jam 4 sore kami dengan 6 orang lainnya menuju ke Kecamatan Pulosari rencana mau ke Bukit Tangkeban yang kurang lebih memakan waktu sekitar 1 Jam Perjalanan darai kami berangkat yaitu Puspindes Pemalang.
Setelah mengambil beberapa obyek foto kurang lebih sejam dan sehabis magrib Kita rombongan bergegas pindah kelokasi semula yaitu Bukit Tangkeban yang memakan waktu setengah Jam, setelah nyampe dan memarkirkan mobil langsung menuju Ajima Cafe yang belum lama di bangun di tempat wisata ini yang dikelola oleh Bumdes setempat.
Dinginnya malam hari di musim kemarau terlihat dari uap-uap yang keluar dari mulut kalau saya tiupkan, seperti sedang mengeluarkan asap rokok. Juga air disini. Kalau saya raba seperti air es…bisa kalian bayangkan dong.
Malam hari dengan bulan purnama di Kaki Gunung Slamet , adalah pemandangan lain dari musim kemarau. Karena terlihat jelas puncak gunungnya, saya bertanya pada salah satu pengelola tentang situasi di atas gunung tersebut. Dia menjawab dengan penuh keyakinan bahwa di puncak gunung itu ada banyak burung yang sangat indah, yang tidak akan ditemui di bawah atau di kaki gunung. Mas nya juga menceritakan tentang keadaan jika bermalam disana, kata beliau, sarung yang dipakai untuk selimut akan berembun saking dinginnya.
Dinginnya malam di musim kemarau membuat kami harus cepat Order Minuman dan makanan untuk menghangatkan suasana dan pastinya juga lapar sehabis naik di Bukit Kukusan sebelum menuju kesini. Ada beberapa menu makanan dan minuman disini baik kopi dan makanan kecil maupun berat,saya pesen Kopi asli Desa Pulosari yang banyak di tanam dan sudah terkenaldi beberapa kota kopi dari Gunungsari dan cemilan siomay maupun sosis bakar, ada yang unik diantara kami Semua order minuman panas kecuali Om Jo memesan Es Teh padahal cuaca malam itu dinginnya pol.sambil menunggu pesanan makan datang kita sharing tentang seputar Media Sosial dan Teknologi yang memang sdah pada jago di Bidangnya masing masing, bagaimana cara mengelola sebuah akun Publik yang benar dan tepat sasaran dan mudah dipahami oleh para followernya dan yang paling benting beritaatau konten tersebut tidak mengandung sara dan Hoax.
Waktu menunjukan jam 8 malam dan karena cuaca juga semakin dingin kami beserta rombongan bergegas pulang turun ke KotaPemalang.
Oiya… Gunung Slamet mempunya ketinggian 3428 Mdpl yang selalu saya bayangkan puncaknya dari kecil itu, akhirnya bisa saya daki sampai beberapa kali dan tidak ada kata Bosan mendaki Gunung Tersebut. Saya berhasil mendaki Gunung Slamet meraih kepenasaran waktu kecil dan Saya mengetahui keadaan disekitar puncak gunungnya seperti yang dibayangkan sebelumnya.(kik)